When the Land of Black, ran Green.

Siapapun yang pernah mengendarai sepeda motor off road di Bali pasti pernah motoran ke Black Lava  yang terletak di sisi selatan Gunung Batur, jika belum pasti pernah mendengarnya. Bidang besar dengan butiran kerikil lava seukuran kacang polong ini menyebar ke seluruh kaki gunung dan ke satu sisi gunung. Ini bisa dibilang salah satu dari lima tempat terbaik untuk berkendara off road di pulau itu. Sebuah tantangan untuk semua tingkatan, dan akan menjadikan hari yang sangat menyenangkan.

Saat ada teman kami yang datang ke Bali, kami langsung bilang “Lets Go”, seperti saat Wawaw berkunjung dari Jawa Barat. Dia sudah lama mengancam akan mengunjungi kami, jadi kami harus memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya di pulau itu.

Sebelum siang hari, kami keluar dari area Deus di Canggu, memanfaatkan sepenuhnya jalanan yang kosong untuk mempercepat perjalanan kami ke Utara. Kami berhenti untuk meregangkan kaki, minum kopi, dan mengobrol sebelum kembali naik dan melanjutkan perjalanan. Tekad yang kuat keluar saat kami terbangun dipagi hari untuk melewati perjalanan di pulau Bali. Kami mencapai pinggiran Kintamani dan berputar ke arah jalan yang menurun dan menurun ke kiri, dan turun ke dalam, lalu kami melihat ke seberang ke ladang lava hitam legam, tapi kali ini, semuanya tersiram warna hijau.

Hujan selama berbulan-bulan telah menghidupkan lanskap yang biasanya tandus ini. Panorama yang dulunya bagaikan bulan, kini dipenuhi pepohonan dan semak-semak, yang muncul secara acak. Ini bukanlah tempat yang kita ketahui dari masa lalu kita bersama. Kehidupan telah datang untuk mengklaimnya dan kami hanya bisa merasa kagum saat berkendara melewati tepian, sepanjang jalur yang dilalui dengan baik sampai kami tiba di pusat kaki Gunung Batur.

Saat kami masih sibuk dengan ketidakpercayaan kami, Wawaw menunggangi Bison ber tanki kuning. Menginjak gigi dan meluncur ke dalam pemandangan yang beraneka ragam. Dia menghadapi bukit-bukit dengan cepat dan keras, tertawa dan melaju dengan berguling-guling. Terjatuh setelah pengereman yang buruk dan berteriak dengan senangnya. Sepertinya dia sedang menikmati waktu hidupnya.

Anyone who has ever ridden motorcycles off road in Bali has probably ridden the black lava fields that lie on the side of Mt Batur, if they haven’t they would have at least heard about it. This massive field of quarter pea sized lava granules spreads its self across one side of the foot of the mountain and all up the south side of it. It is arguably one of the top five places for off road riding on the island. A challenge for all levels and an extremely fun day out.

When we have friends come to town, we’re quick to say let’s go, as it was when Wawaw visited from West Java. He’s been threatening to pay us a visit for ages so we had to make the most of his time on the island.

Before daylight, we headed out of the Deus compound in Canggu taking full advantage of the empty streets to throttle our way to the North. We stopped to stretch our legs, drink coffee and chat before saddling back up and hightailing it through. A big push against the traffic as the island came awake. We hit the rim at Kintamani and circulated around to the road that slopes off and down to the left, and drops down inside, it was then we saw across to the jet-black lava fields, but this time, they were all smothered in green.

Months of rain had brought life to this normally barren landscape. The once moon like panorama was now littered with trees and bushes, where they’d randomly burst forth. This wasn’t the place we knew from our collective past. Life had come to claim it and we could only feel in awe as rode our way through the edges, along the well rutted track until we got to the centre at the base of Mt Batur.

While we were still busy with our disbelief, Wawaw straddled the yellow tanked Bison. Kicked it into gear and flew off into the patchwork scenery. He was hitting hills hard and fast, laughing and laying down turns. Tumbling down after bad braking and screaming with delight. To the rest of us, he looked to be having the time of his life.