DEUS SLIDETOBERFEST 2025 - SALT, SAND, AND BEAUTIFUL BEDLAM

DEUS SLIDETOBERFEST 2025 - SALT, SAND, AND BEAUTIFUL BEDLAM

ENGLISH BELOW

Berapa banyak keseruan bisa kamu masukin ke tiga hari? Kami punya jawabannya…. segunung, ditambah sedikit lagi.t

Friday  - Diantara Kopi & Ombak
Kita mulai di tempat yang paling benar.. laut. Pantai Pererenan, pagi buta. Pasir masih dingin, ombak rapi, dan satu-satunya suara yang mengalahkan debur gelombang cuma desis mesin kopi yang baru nyala. Sirkus Deus datang bahkan sebelum matahari sempat muncul. Tenda berdiri, papan berjejer, bir dingin siap, speaker mulai bergetar, pemanasan buat satu hari yang bakal penuh kekacauan yang menyenangkan.

Tepat jam tujuh, heat pertama sudah di air. Siluet-siluet kecil menari di garis ombak yang bersih. Kompetisi selancar Deus Slidetober Surf Comp bukan ajang ego. Semua orang naik dari kandang yang sama The Deus Quiver.  Single fins, twin fins, thrusters, quads, kumpulan papan yang indah sekaligus berbahaya. Peserta menarik undian untuk menentukan papan takdir mereka. Sedikit keberuntungan, sedikit kegilaan.

Pererenan sedang dalam performa terbaiknya. Ombak kanan kecil pecah sempurna, dan para peselancar melukis lengkung di dinding air kaca. Di darat, Jared Mell dan Ambrose McNeill jadi duo pelawak kami di mic menggoda, berteriak, dan menabur tawa di antara ombak. Suasana di pantai kental dengan persaudaraan, panasnya matahari tak kalah dari semangatnya.

 Final diisi oleh Elliot Reid, Jared Mell, Jordan Griffin, dan Marc Llewellen, 30 menit pertunjukan selancar penuh gaya dan tawa. Tak ada klimaks besar, hanya tepukan ombak dan sorak yang perlahan mereda. Hasilnya? Kita simpan rapat sampai Minggu. Beberapa rahasia memang pantas dibiarkan menunggu.

Saturday  -  Debu & Tawa
Sirkus kami pindah dua puluh kilometer ke utara, menuju Pasut Beach, hamparan pasir hitam yang berkilau seperti aspal di bawah matahari. Di bawah spanduk The Deus Dress-Up Beach Drags, kekacauan berubah jadi seni. 

Menjelang siang, paddock kami berubah jadi pesta kostum absurd; bajak laut, binatang berbulu, badut McClown, murid SMA, bahkan ada jerapah bawa payung dan tentara dengan helm helikopter. Setiap jenis kegilaan hadir lengkap dengan gaya terbaiknya. Musik berdentum, kopi menguap, bir tenggelam dalam es memanggil dengan suara yang tak bisa ditolak. Begitu air laut surut, semua jadi “serius” (versi kami tentu saja). 

Bendera pertama turun sedikit lewat pukul sepuluh, dan pantai langsung jadi kabur oleh debu pasir, suara mesin, dan tawa tanpa penyesalan. Kostumnya mungkin konyol, tapi kompetisinya murni, gas pol, senyum lebar, dan adrenaline. Heat demi heat berlalu sampai matahari tenggelam keemasan dan para pemenang muncul dari debu hitam. 

Mau disebut konyol, atau jenius, terserah..yang jelas, itu hari gila yang luar biasa.

Sunday  - Lumpur & Pengabdian
Hari ketiga, kegilaan belum habis. The Bali Swank Rally  mengambil alih. Dua kelas: Vintage dan Open. Motor-motor klasik - GL Pro, DT, yang sudah direstorasi penuh cinta beradu dengan segala macam besi yang bisa hidup dan jalan. CC kami batasi, tapi semangat? Tidak. 

Tahun ini rutenya di Pantai Kelecung  cukup liar, terpencil, dan masih menyimpan aroma Bali lama. Pohon kelapa, sungai kecil, sawah, dan jalur lumpur jadi panggung kami. Rutenya campuran pasir, rumput, dan debu  menguji keseimbangan, kesabaran, dan keberanian dalam dosis yang sama. Suara knalpot menggema di antara pohon kelapa, tawa memantul di udara panas, dan senyum mengembang di wajah semua orang yang berdebu. 

Menjelang sore, kami semua kelelahan, kulit terbakar, tapi senyum tak hilang. Begitulah cara terbaik menutup hari Minggu. Kotor, bahagia, dan penuh cerita.

Slidetoberfest adalah apa yang terjadi ketika kamu memasukkan papan selancar, motor, dan Bali ke dalam blender lalu lupa pasang tutupnya. Acara ini lahir untuk merayakan pembukaan Deus Temple of Enthusiasm  dan di usia ke-15, ia tetap jadi alasan tahunan untuk kekacauan yang tertata. 

Sebuah perayaan surf, soil, and silliness. Campuran sempurna antara tawa, pasir, oli, dan sedikit gila, disajikan dengan hati besar dan kopi panas.

How much fun can you stuff into three short days? We’ll tell you… bucket loads, and then some.

Friday  - Salt & Foam.
We kicked off where we always should… in the drink. Pererenan Beach, dawn. The sand was cool, the waves were clean, and the only thing louder than the shore break was the hiss of our coffee machine firing up. The Deus circus rolled in before the sun had even thought about clocking on. Tents up, boards lined, beers chilling, speakers humming, the preamble to a perfectly chaotic day.

By seven, the first heat was out there, small silhouettes dancing on clean lines. The Deus Slidetober Surf Comp isn’t your run-of-the-mill battle of egos. Here, everyone rides from the same stable: the Deus Quiver. Singles, twinnies, thrusters, quads, a mixed bag of beautiful mischief. Contestants drew straws for their board of fate; luck of the draw was part of the thrill.

Pererenan was firing. Small barrels spun off the right-handers, and the riders painted arcs and found pockets in the glassy faces. Onshore, Jared Mell and Ambrose McNeill were our twin jesters on the mic - heckling, hyping, and handing out comedy gold between waves. The camaraderie was thick, the heat relentless, and the sand hot enough to make a grown man sprint for shade.

When the finals hit, Elliot Reid, Jared Mell, Jordan Griffin, Marc Llewellen all paddled out to put in a solid thirty minutes in the water. Then, with one final hoot, it was over. No grand crescendo, just the slow fade of a great day. The results? We kept them tucked away until Sunday. Some secrets deserve a little suspense.

Saturday  - Fast & Foolish.
The circus packed up and rolled twenty clicks north to Pasut Beach, where the black sand shimmered like a tarmac mirage. Here, under the banner of The Deus Dress-Up Beach Drags, chaos is an art form.

By mid-morning, our makeshift paddock looked like a fever dream of fancy dress; pirates, furries, McClowns, schoolgirls, a giraffe with an umbrella, a commando with a helicopter helmet. Every flavour of unreason had RSVP’d. The soundtrack thumped, the coffee steamed, and the beers slumbered in their icy bath, siren song, calling our names.

When the tide dropped, we got serious, or at least our version of it. The first flag dropped just after ten, and for the next few hours, the beach was a blur of sand, sound, and questionable judgment. The costumes might’ve been ridiculous, but the competition was pure throttle and grin. Heat after heat, until the day bled into gold light and we had our winners.

Call it absurd, call it inspired, whatever it was, it was one hell of a day.

Sunday  - Dirt & Devotion.
Day three, and the madness kept rolling with The Bali Swank Rally. Two divisions: Vintage and Open. The classics, rebuilt GL Pros and DTs, against a field of anything that ran and rolled. We capped the CCs, but not the attitude.

This year’s playground was Pantai Kelecung, raw, remote, and still clinging to the Bali of old. Coconut palms, riverbanks, and open fields formed our trackside theatre. The route? A knot of sand, grass, and grit designed to test balance and patience in equal measure. They tore through it, engines barking, tyres biting, laughter bouncing off the palms.

By day’s end, we were sunburnt, dirty, and grinning like idiots, the way all good Sundays should end.

Slidetoberfest is what happens when you throw boards, bikes, and Bali into a blender and forget to put the lid on. Born to celebrate the Deus Temple of Enthusiasm’s opening, at fifteen years of age, it’s an annual excuse for organised mayhem — part pilgrimage, part piss-take, all heart.

We call it a celebration of surf, soil, and silliness, seasoned generously with kicks and chaos and lubricated in healthy doses of coffee and beer.

Gallery

Files: 18